Sesungguhnya Saat Kita Anak-Anak, Kita Sedang Mempelajari Cara Memperlakukan Orang Tua Kita Kelak



Apa yang Allah tetapkan, tidak akan pernah ada yang luput dari hikmah. Coba sahabat Ummi  bayangkan, saat orang tua tetap dalam jiwa kebijaksanaannya... dan seorang anak tetap dengan naluri kekanak-kanakannya, maka hubungan orang tua-anak tidak akan menemukan situasi "titik balik," kondisi di mana segalanya jadi berbalik!
Ya, pada kenyataannya, anak akan terus bertumbuh, berkembang, dan akan semakin dewasa dalam tindakan serta pemikirannya. Sedangkan orang tua menjadi sebaliknya. Kelak orang tua akan semakin renta, namun wataknya malah kembali seperti seorang anak, misalnya: menjadi mudah tersinggung, emosional, ingin diperhatikan lebih, ingin selalu ditemani, dan sebagainya.

Di titik ini, penulis jadi teringat dengan petikan kalimat dari buku Anak juga Manusia (karya Angga Setiawan), yang intinya: Sebetulnya saat kita anak-anak, kita sedang mempelajari cara memperlakukan orang tua kita kelak, dari cara mereka mengasuh dan mendidik kita. Nah, bila kita tidak melek akan ilmu agama (terutama bab bhakti terhadap orang tua/ birul walidain) dan ilmu parenting... maka biasanya pola didik (yang salah sekalipun) yang kita alami dan rasakan, cenderung terulang kembali. Termasuk saat kita memperlakukan orang tua.
Ketika orang tua kita menjadi childish, maka secara tidak langsung kita pun sedang Allah uji menjadi sesosok orang tua. Bila kita tidak melek ilmu, maka akan terjadi semacam “episode pembalasan.” Saat orang tua membutuhkan kita, kita cukup mengganti kebutuhan tersebut dengan kecukupan materi. Saat orang tua membutuhkan kita, kita selalu dalam kondisi sibuk. Saat orang tua menuntut sesuatu dari kita, kita cukup meminta mereka untuk memahami kondisi kita, dan sebagainya.
Apa salah dengan kondisi tersebut? Tidak juga! Sebab, semua ini terjadi sebagai duplikasi dari apa yang kita dapatkan dari orang tua kita terdahulu. Akan tetapi sahabat Ummi, dalam beramal, selalu ada pilihan paling mulia, dari segala alternatif pilihan yang ada, yakni tetap memulikan kedua orang tua kita. Kesalahan orang tua, cukuplah menjadi pembelajaran yang berharga. Kita tidak patut untuk menghakimi keduanya.
Yaa Rabb, semoga Engkau menjadikan kami sebagai anak yang senantiasa berbakti kepada orang tua hingga akhir hayat mereka. Terlepas bagaimana perlakuan mereka terhadap kami. Dan semoga kami mampu menjadi orang tua yang shaleh bagi putera/ puteri kami kelak. Berusaha memberikan segala yang terbaik.
"Yaa Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil..."

0 Response to "Sesungguhnya Saat Kita Anak-Anak, Kita Sedang Mempelajari Cara Memperlakukan Orang Tua Kita Kelak "

Post a Comment